Nama : Nur Hikma
NIS : 124855
Kelas : III .B
Kelompok : B 2. 1
Tanggal Praktikum : 05 Maret 2015
Judul Penetapan : Uji pH Pada Pupuk Urea, ZA, Dan NPK
Tujuan
Penetapan : Untuk menentukan pH (derajat keasaman)
yang terdapat pada pupuk NPK, pupuk urea dan pupuk ZA.
Dasar
Prinsip : Untuk menentukan pH larutan pupuk
dengan menggunakan indikator universal. Pada penggunaaan indikator universal
harus diperhatikan batas – batas pH yang dapat dibedakan.
Landasan Teori :
A.
pH
pH adalah derajat keasaman yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki
oleh suatu larutan.
Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+)
yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional.[1]
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder
Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui
dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa
rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp[2](pangkat), yang
lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang
juga berarti pangkat)[3], dan ada pula
yang merujuk pada katapotential. Jens Norby mempublikasikan
sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah
sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif"[4].
Air murni bersifat
netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan
dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan
pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali.
Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau
industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan),
dan oseanografi.
Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun
dalam frekuensi yang lebih rendah.
B. PUPUK
Pupuk adalah material yang ditambahkan
pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik.[1] Material
pupuk dapat berupa bahan organik ataupun
non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung
bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara
suplemen sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran proses
metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat
ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu
diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu
banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat
berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan
ke daun.
Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.
- Pupuk N P K
Pupuk
NPK adalah termasuk jenis pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur hara yaitu N
P dan K. NPK adalah kepanjangan dari N untuk Nitrogen, P untuk Phosfat dan K
untuk Kalium. Banyak produsen pupuk yang memproduksi pupuk NPK dengan berbagai
komposisi seperti Pupuk NPK Kujang dengan Komposisi 30:6:8 yang artinya di
dalam kemasan pupuk NPK kujang mengandung 30% N, 6% P dan 8% K dan jika kita
konversikan ke dalam kilogram, maka di dalam 100 Kg pupuk NPK Kujang terdapat
30 Kg "N", 6 Kg "P", dan 8 Kg "K".
Dan jika komposisi yang tertulis dalam kemasan pupuk NPK adalah, 16:17:18, maka dalam 100Kg Pupuk NPK tersebut mengandung 16 Kg "N", 17 Kg "P", dan 18 Kg "K". dan seterusnya. kita para petani hanya tinggal menghitungnya saja dan di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman kita.
Begitu juga dengan komposisi formulasi yang lain seperti NPK 15:15:15 ataupun 10:20:20, dan lain-lain. Namun agak sedikit berbeda dengan komposisi yang di miliki NPK Phonska, karna NPK Phonska menambahkan Unsur "S"(Sulfur) di dalam produknya dengan komposisi 15:15:15:10, dengan tambahan 10% "S" dalamkemasaannya.
Pupuk NPK menjadi pilihan alternatif para petani karena kandungan hara yang ada di dalamnya rata-rata telah sesuai dengan kebutuhan hara tanaman di wilayah indonesia. Selain itu dengan pupuk majemuk NPK para petani tidak repot mencampur beberapa jenis pupuk sebelum melakukan pemupukan.
Meski pupuk NPK mengandung hara yang cukup dengan komposisinya, namun para petani terkadang miliki dosis yang berbeda dengan komposisi yang telah di sediakan oleh para produsen pupuk, sehingga pupuk tunggal masih sangat di perlukan keberadaanya.
memang tidak semua wilayah bisa di cukupi dengan komposisi NPK yang telah di sediakan, karna banyaknya metode pola tanam yang membutuhkan dosis dan komposisi pupuk yang berbeda seperti perbedaan lahan, varietas, jarak tanam dll.
Dan jika komposisi yang tertulis dalam kemasan pupuk NPK adalah, 16:17:18, maka dalam 100Kg Pupuk NPK tersebut mengandung 16 Kg "N", 17 Kg "P", dan 18 Kg "K". dan seterusnya. kita para petani hanya tinggal menghitungnya saja dan di sesuaikan dengan kebutuhan tanaman kita.
Begitu juga dengan komposisi formulasi yang lain seperti NPK 15:15:15 ataupun 10:20:20, dan lain-lain. Namun agak sedikit berbeda dengan komposisi yang di miliki NPK Phonska, karna NPK Phonska menambahkan Unsur "S"(Sulfur) di dalam produknya dengan komposisi 15:15:15:10, dengan tambahan 10% "S" dalamkemasaannya.
Pupuk NPK menjadi pilihan alternatif para petani karena kandungan hara yang ada di dalamnya rata-rata telah sesuai dengan kebutuhan hara tanaman di wilayah indonesia. Selain itu dengan pupuk majemuk NPK para petani tidak repot mencampur beberapa jenis pupuk sebelum melakukan pemupukan.
Meski pupuk NPK mengandung hara yang cukup dengan komposisinya, namun para petani terkadang miliki dosis yang berbeda dengan komposisi yang telah di sediakan oleh para produsen pupuk, sehingga pupuk tunggal masih sangat di perlukan keberadaanya.
memang tidak semua wilayah bisa di cukupi dengan komposisi NPK yang telah di sediakan, karna banyaknya metode pola tanam yang membutuhkan dosis dan komposisi pupuk yang berbeda seperti perbedaan lahan, varietas, jarak tanam dll.
Pupuk Urea
Sekitar 90% urea
industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk butiran curah (prill)
digunakan dalam pertanian sebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen.
Ditanah, urea akan terhidrolisis dan melepaskan ion amonium. Kandungan N pada
urea adalah 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya.
Karena penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia, pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk: bersubsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial).
Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.
Karena penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia, pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk: bersubsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial).
Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.
- Pupuk ZA
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan
yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman.
Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa
Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium
sulfat (NH4SO4). Wujud pupuk ini
butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini
higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion
sulfat sangat mudah larut dalam air sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini
berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena
aplikasinya sehingga hanya cocok digunakan padatanah alkalin.
Dibandingkan pupuk lain (misal amonium nitrat), pupuk ini
mengandung lebih sedikit kadar nitrogen sehingga mampu meningkatkan biaya
pemupukan per massa nitrogen yang diberikan pada usaha pertanian.[1]
Pupuk ini bersama dengan pupuk
berbahan dasar amonia lainnya telah dilarang penggunaannya di Pakistan dan
Afghanistan karena mampu digunakan sebagai bahan pembuat bahan peledak.[2]
Alat dan bahan :
- Alat :
1. Tabung Reaksi
2. Spatula
3. Labu Semprot
- Bahan:
1. Pupuk TSP
2. Pupuk Urea
3. Pupuk ZA
4. Air (aquades)
Cara Kerja :
1.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
2.
Contoh dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
3.
Dilarutkan dengan air dengan
perbandingan contoh dan air ( 1:10 ). pH larutan atau suspensi di periksa
dengan kertas pH atau pH meter.
Hasil Pengamatan :
·
pH pada sampel pupuk ZA = 7
·
pH pada sampel pupuk NPK = 6
·
pH pada sampel pupuk Urea = 6
Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa pH pada sampel pupuk NPK dan Urea adalah 6, sedangkan pH pada
sampel pupuk ZA adalah 7
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar