Sabtu, 04 Oktober 2014

LAPORAN PENETAPAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS



BAB I
PENDAHULUAN
1.1               LATAR BELAKANG
Lemak dan minyak merupakan ester asam lemak dengan gliserol, sehingga disebut gliserida. Tergantung dari jumlah OH gliserol yang digantikan dengan asam lemak, kita kenal monogliserida, digliserida, dan trigliserida. Pada di dan tri gliserida, asam asam lemaknya mungkin sama, (R = R' = R") atau berbeda (R ≠ R' ≠ R"). perbedaan minyak dan lemak hanya berdasarkan sifat fisiknya; lemak bersifat padat pada suhu karnar sedangkan minyak cair pada suhu kamar. Perbedaan minyak dan lemak ini terutama ditentukan oleh asam lemaknya.

                 Secara kimia asam lemak adalah asam lemah. Apabila dapat larut dalam air molekul dan lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. dalam hal ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing masing asam lemak.

                Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau
lemak, baik berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat
yang mempunyai rantai karbon panjang.

1.2               TUJUAN PRAKTIKUM
                Untuk menentukan kadar asam lemak bebas pada sampel minyak goring
 

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1        LANDASAN TEORI
A.  Margarin
Terbuat dari minyak nabati, yg umumnya berasal dari kelapa sawit. Teksturnya lebih padat dan titik lelehnya lebih tinggi dari pd mentega karena ada proses hidrogenasi(penjenuhan asam lemak). Warnanya lebih kuning dari mentega karena adanya tambahan zat pewarna alami, seperti
karotenoid (Maudy,2013).
Margarin berbeda dengan mentega dan minyak. umumnya berasal dari kelapa sawit. Teksturnya lebih padat dan titik lelehnya lebih tinggi dari pd mentega karena ada proses hidrogenasi(penjenuhan asam lemak). Sementara Minyak goreng bermerek dari proses produksi, minyak goreng kemasan selalu melalui dua kali penyaringan sehingga kadar lemak dan asam oleatnya lebih rendah (Cemerlang 2013).
B.  Asam Lemak Bebas
Asam lemak adalah asam karboksilat dengan panjang alifatik ekor
(rantai), yang baik jenuh maupun tak jenuh.  Kebanyakan alami asam lemak rantai telah bahkan jumlah atom karbon dari 4 sampai 28.  Asam lemak biasanya berasal dari trigliserida atau fosfolipid.  Ketika mereka tidak melekat pada molekul lain, mereka dikenal sebagai "bebas" asam lemak (Jeski, 2012).
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk.Data dpartemen perindustrian (SNI 01-3741-1995) menyatakan bahwa kadar air maksimal minyak adalah 0,30%. Syarat keadaan bau, warna dan rasa dalam keadaan normal asam lemak bebas tidak lebih dari 0,30% (Anonim, 2013).
C. Indikator PP (Phenolphtalein)
Fenolphtalein (phenolphthalein) atau biasa disingkat sebagai pp adalah suatu senyawa organik dengan rumus C20H14O4 dan biasa dipakai sebagai indikator untuk titrasi asam basa. Tidak bewarna dalam larutan asam dan berwarna fuksia (pink) bila dalam larutan basa (Febri,2011).
Fungsi penambahan indikator fenoftalein untuk mengetahui terjadinya suatu titik ekivalen dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada larutan.Indikator PP dengan range pH 8,0 ± 9,6 merupakan indikator yang baik untuk larutanbasa dimana indikator ini akan merubah warna larutan dari bening menjadi merah muda akibat dari perubahan pH larutan pada saat penitrasian (Aqulfer, 2012).
D.  NaOH
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas (Anonim, 2011).
Titrasi dilakukan menggunakan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah jambu yang tidak hilang dalam 30 detik. Penggunaan NaOH digunakan untuk mengukur beberapa asam lemak yang bebas dari minyak. Basa NaOH mampu menghidrolisis minyak menjadi gliserol dan asam lemak. Asam lemak
bebas yang terdapat dalam minyak bisa dinetralkan dengan menggunakan basa. Angka asam adalah Mg alkali yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram lemak atau minyak (Hadi, 2012).
E.  Alkohol
Alkohol merupakan suatu senyawa organik organik yang tersusun dari atom C, H dan O dengan rumus umum CnH2n+1OH. Ciri khas alkohol yaitu terdapatnya gugus –OH pada rantai karbon. Rantai karbon dapat berupa gugus alkil jenuh maupun tidak jenuh, gugus alkil tersubtitusi dan dapat pula terikat pada rantai siklik. Selain alkohol dengan satu gugus –OH dikenal pula alkohol yang memiliki gugus –OH lebih dari satu. Alkohol yang memiliki satu gugus –OH disebut alkohol monohodroksi, alkohol dengan dua gugus –OH disebut alkohol dihidroksi dan seterusnya (Seran, 2010).
Fungsi penambahan Alkohol adalah untuk melarutkan lemak dan minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali. Alkohol digunakan untuk melarutkan minyak sehingga konsentrasi alkohol (etanol) yang digunakan sebaiknya berada dalam kisaran 95-96%. Fungsi Pemanasan (refluks) saat percobaan adalah agar reaksi antara  alkohol dengan minyak tersebut bereaksi dengan cepat, sehingga pada saat titrasi diharapkan alkohol larut seutuhnya (Himka, 2011).


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1         BAHAN YANG DIGUNAKAN
·         Sampel minyak goreng
·         Alcohol netral
·         Larutan NaOH 0.1 N
·         Indikator PP
3.2       ALAT YANG DIGUNAKAN

  • ·         Erlenmeyer
  • ·         Gelas ukur
  • ·         Pipet tetes
  • ·         Buret

3.3       PROSEDUR KERJA

1.      Ditimbang 5 gram sampel dalam Erlenmeyer

2.       Ditambahkan 50 ml alcohol netral,lalu dikocok.

3.       Kemudian dititar dengan larutan NaOH 0.1 N dengan indokator PP ( dititar hingga warna merah muda tidak hilang selama 1 menit ).




BAB IV
PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN 
·         Warna larutan sebelun penambahan indikator PP= tidak berwarna
·         Warna larutan setelah penambahan indikator PP= tidak berwarna 
·         Warna larutan setelah titik akhir= merah muda 
·         Bobot sampel= 5,0809 g 
         Ml larutan penitar= 1,15 ml


% Asam Lemak Bebas =ml NaOH x N NaOH x 0,205 x 100% 
  g sampel
  = 1,15 ml x 0,0912 meq/ml x 0,0205 g/meq x 100%
   5,0809 g
 =  0,42%
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan, didapatkan kadar asam lemak bebas sebesar 0,42%
DAFTAR PUSTAKA
·           
                                                                       MAKASSAR,18 september 2014
PEMBIMBING
PRAKTIKAN


 ( NUR HIKMA )
          
                                                                            
( PAK ABDUL MUIS PATTA )                                                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar